Vision & Mission of Hadaya Vatthu Foundation

Hadaya Vatthu Foundation is founded by a group of people who has seen and experienced the wonderful effects of meditation according to the Buddha’s teachings (Dhamma), especially to preserve Theravada Forest Meditation Tradition in Indonesia. People cannot have a deep understanding of the Dhamma without also deepening their concentration (samadhi) and awareness (sati); as part of the Eightfold Noble Path. Hadaya Vatthu is a Pali word. It represents the heart base which is present in the blood of the heart. It is described in the Visuddhimaga (viii, 111)…. "there is hollow the size of a punnaga seeds bed where half a pastata measure of blood is kept, with which as their support the mind element and mind-consciousness element occur.” This is the place where our consciousness emanates.

Our vision is to have as many people as possible make meditation (in accordance with the teachings of the Buddha) a common and daily practice in their lives. It is also our vision to have some Indonesians become highly skilled meditation teachers in the years to come.

Our mission is to introduce meditation techniques and practices (in accordance with the teachings of the Buddha) to the general public so that peaceful and happy meditation communities are developed.

September 11, 2010

”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.


”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.
Foto & Teks : Sumber Internet
Terjemahan dari bahasa cina, diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Dimana tidak tertera nama penterjemah. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Umbo

Bai Fang Li, wafat pada usia 93 thn, meninggal dalam kemiskinan. Sekalipun begitu, dia telah menyumbangkan sejumlah uang sebesar RMB 350.000 (kurs 1.300, setara Rp 455.000.000, jika tidak salah ya, ) yang dia berikan kepada perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Tianjin untuk menolong kurang lebih 300 anak-anak miskin.
Hampir selama 20 tahun, dia menggenjot becaknya demi memperoleh uang untuk menambah donasinya.
Makan siangnya adalah 2 buah kue kismis dan air tawar. Kemewahan untuknya adalah menaruh saus ke dalam air. Makan malamnya berupa sepotong daging atau sebutir telur. Apa yang dia kenakan adalah apa yang diambil dari tempat sampah. Beberapa potong helai adalah suatu kemewahan.

Dia mengayuh selama 365 hari setahun, dalam keadaan salju turun atau dalam panas yang sangat menyengat. Dia mulai bekerja pada pukul 6 pagi dan berhenti pada pukul 7 atau 8 malam. “Tidak apa-apa saya menderita”, katanya. ”Tetapi biarlah anak-anak yang miskin itu dapat bersekolah”.
Saat berusia 90 tahun, dia mengadakan tabungan terakhirnya sebesar RMB 500 (sekitar Rp 650.000) yang disimpannya dengan rapih dalam suatu kotak dan menyerahkannya ke sekolah Yao Hua. Dia berkata, “saya sudah tidak dapat mengayuh becak lagi. Saya tidak dapat menyumbang lagi. Ini mungkin terakhir yang dapat saya sumbangkan ….”.

Semua guru di sekolah itu menangis …….
Foto terakhir yang orang punya mengenai dirinya adalah sebuah foto dirinya yang bertuliskan
”Sebuah Cinta yang istimewa untuk seseorang yang luar biasa”.