Vision & Mission of Hadaya Vatthu Foundation

Hadaya Vatthu Foundation is founded by a group of people who has seen and experienced the wonderful effects of meditation according to the Buddha’s teachings (Dhamma), especially to preserve Theravada Forest Meditation Tradition in Indonesia. People cannot have a deep understanding of the Dhamma without also deepening their concentration (samadhi) and awareness (sati); as part of the Eightfold Noble Path. Hadaya Vatthu is a Pali word. It represents the heart base which is present in the blood of the heart. It is described in the Visuddhimaga (viii, 111)…. "there is hollow the size of a punnaga seeds bed where half a pastata measure of blood is kept, with which as their support the mind element and mind-consciousness element occur.” This is the place where our consciousness emanates.

Our vision is to have as many people as possible make meditation (in accordance with the teachings of the Buddha) a common and daily practice in their lives. It is also our vision to have some Indonesians become highly skilled meditation teachers in the years to come.

Our mission is to introduce meditation techniques and practices (in accordance with the teachings of the Buddha) to the general public so that peaceful and happy meditation communities are developed.

December 27, 2009

Meditation Teacher : Venerable Pa Auk Tawya Sayadaw U Ahcinna

Riwayat singkat YM. Pa Auk Tawya Sayadaw U Ahcinna

Bhikkhu Bhaddanta Acinna, yang lebih dikenal sebagai Pa Auk Sayadaw lahir 24 June 1934. Kemudian Beliau tgl 2 May 1944 diupasampada menjadi Samanera pada saat berusia 10 tahun. Kemudian saat belajar Vinaya, Sutta dan Abhidhamma, Beliau juga telah menyelesaikan Bahasa Pali tingkat terakhir, pada saat masih menjadi samanera ini.

Beliau diupasampada menjadi bhikkhu tanggal 10 May 1954 dan terus mempelajari Tipitaka hingga dua tahun kemudian, sehingga tahun 1956 mendapat gelar Dhammacariya atau guru Dhamma.
Setelah 16 tahun menjalani praktek utamanya sebagai "bhikkhu hutan", tahun 1981 Beliau diminta untuk memimpin Pa Auk Tawya Forest Monastery oleh Sayadaw Aggapanna, yang kemudian meninggal 5 hari setelah beliau datang. Sejak itu Beliau dikenal sebagai Pa Auk Tawya Sayadaw. Selama memimpin Monastery, beliau selalu menyediakan sebagian besar waktunya untuk bermeditasi di kuti bambu sederhana.

Sejak 1983 beliau mulai membimbing meditasi dan sejak tahun 1990 banyak orang asing dan masyarakat Myanmar yang mulai datang berlatih meditasi untuk dibimbing oleh YM Pa Auk Sayadaw.
Tahun 1997, Pa Auk Sayadaw menerbitkan buku karya terbesarnya, berisi 5 volume yang berjudul "The Practice that Leads to Nibbana". Buku ini menjelaskan seluruh pengajaran secara detil dan didukung dengan kutipan-kutipan dari TIPITAKA– sekarang ini tersedia hanya dalam bahasa Burma dan Sinhalese. . Pada 4 Januari 1999, atas pencapaian/hasil Sayadaw yg sudah diketahui secara umum, pemerintah menganugerahinya Agga Maha Kammatthanacariya, yang berarti "Guru Meditasi Yang Sangat Terhormat".
Metode Meditasi oleh Pa-Auk Sayadaw

Seperti kita ketahui Sila, Samadhi dan Panna merupakan 3 tahap latihan dari praktek ajaran Buddha. Visuddhi Magga yang dirangkum oleh Bhikkhu Buddhaghosa merupakan penjelasan akan 3 tahap latihan tersebut. Hal ini berdasarkan Tipitaka dan kitab penjelasannya, yang menjelaskan tujuh tahap langkah pemurnian batin dan enam belas pencapaian pengetahuan batin.

Tetapi bagaimana cara mencapainya?Mereka mempunyai suatu pertanyaan yang sulit untuk semua umat Buddha diatas banyak generasi.

Untuk ini, kita beruntung masih memiliki YM. Pa-Auk Tawya Sayadaw dari Pa-Auk Forest Monastery. Pengajarannya adalah sama dan lebih detail seperti apa yang digambarkan di dalam Visuddhi Magga. Bersumber pada kitab komentar teks Pali dan Visuddhi Magga itu sendiri, YM Pa Auk Sayadaw mengajar yogi-yogi, secara bertahap, bagaimana cara langkah pemurnian batin dan mencapai pengetahuan batin. Arah pengajaran Pa-Auk Forest Monastery, sesuai dengan otentik tipitaka, yakni merealisasikan Nibbana dalam kehidupan ini.

Untuk merealisasikan Nibbana, yogi-yogi perlu memahami semua unsur mental, material, yang juga dikenal sebagai lima khanda/ kumpulan, dengan mengenalinya sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan, dan tidak adanya aku.

Perihal dengan objek meditasi Vipassana-nya, bukan hanya lima khanda yang internal dan eksternal, tetapi juga lima khanda dari yang lampau, saat ini dan yang mendatang, kasar dan halus, kuat dan lemah, jauh dan dekat.
Hanya setelah mengerti semuanya dengan penembusan sebagai ketidak-kekalan, ketidak-puasan dan tidak adanya aku, yogi-yogi dapa merealisasikan jalan dan buah dari Jalan Mulia, dan secara berangsur-angsur mengurangi berbagai kekotoran batin.

Setelah merealisasikan Nibbana untuk pertama kali, yogi dapat melihat jelas bahwa mereka sudah mencapai jalan dan buahnya yang pertama; kekotoran batin apa yang sudah ditinggalkan, dan kekotoran batin yang mereka masih perlu untuk ditinggalkan. Untuk kemudian mereka melanjutkan untuk berlatih Vipassana untuk merealisasikan jalan dan buahnya lebih tinggi sampai ke tingkat Arahat, tingkat dimana tidak ada lagi sebab kelahiran-kembali, dan merealisasikan Nibbana sepenuhnya setelah kematian.